Digital Mastery adalah
sekumpulan attitude/sikap/tingkah laku dan skill/kemampuan/keahlian
yang terkait dengan aspek-aspek digital seperti digital attitude, digital leadership, digital
capability, dan sebagainya. Keahlian atau kemampuan Digital Mastery sebaiknya
dimiliki atau diterapkan oleh sebanyak mungkin SDM perusahaan, agar mampu
memberikan respons terbaik terhadap fenomena era digital atau industri 4.0
Transformasi digital dalam
era industri 4.0 tidak hanya mencakup masalah teknologi namun sebuah
transformasi organisasi menyeluruh yang mengedepankan aspek sumber
daya manusia, budaya organisasi dan sistem proses perusahaan. Hal
inilah yang diakui oleh berbagai perusahaan start-up teknologi seperti
Bukalapak, Uber, Jenius (BTPN), Sakuku, dan Gojek
Digital mastery mewakili keunggulan pada dimensi digital
dan kepemimpinan, yaitu digital leadership sebagai kemampuan
manusia untuk melakukan inisiatif mengembangkan teknologi menjadi sesuatu
yang punya value/nilai dan digital capability dalam kemampuan
menguasai teknologi digital.
Ia menambahkan bahwa pendekatan khas Indonesia untuk digital mastery development dengan cepat
adalah melalui pendekatan trilogy. Pendekatan ini adalah disruptive experiential, coaching,
dan unlocking best potential sumber
daya manusia ke titik tertinggi dan pengembangan diri melalui professional coaching. “Pengembangan digital mastery harus dilakukan dengan
pendekatan experiential yang melibatkan orang mengalami dan berinteraksi
langsung. Nilai culture baru yang perlu diterapkan perusahaan antara lain
seperti agility, experiential, dan open mindset,”
Langkah-langkah
Mengembangkan Digital Mastery
1.
Kembangkan model Digital Matery perusahaan yang
sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini dan temukan pengungkit (levers)
yang tepat untuk melakukan Digital Mastery perusahaan.
|
2.
Analisa dan lakukan rencana aksi atas gap yang
ada yang diperoleh dengan melakukan pemetaan teknologi/audit teknologi yang dimiliki
perusahaan.
|
3.
Kembangkan strategi pengembangan Digital Mastery
perusahaan berdasarkan pengungkit.
|
4.
Buatlah semacam lingkungan Silicon Valley (Pusat Manajemen
Pengetahuan) perusahaan.
|
5.
Tugaskan talent perusahaan untuk
merasakan pengalaman langsung mempelajari struktur Digital Mastery, bekerja
sesuasi dengan pendekatan Digital Mastery, dan menerapkan prinsip epigenetic.
|
6.
Buatlah Digital Mastery
enabler dan Centre of Excellence di lingkungan perusahaan.
|
7.
Lakukan evaluasi dan monitoring serta kalibrasi
lintas-perusahaan dengan "patok banding" dan audit teknologi.
|
Contoh pertama sebuah
perusahaan yang menggunakan aspek digital yaitu Nike yang kita kenal sebagai
perusahaan sepatu olahraga. Layaknya sepatu, maka kenyamanan saat dipakai,
ringan dan awet adalah parameter kualitas sepatu yang dipilih oleh pelanggan . Nike tetap mempertahankan kualitas fisik
tersebut. Namun Nike berusaha menggabungkan dimensi fisik dan dimensi digital.
Nike sport band merupakan jawaban Nike akan adaptasi digital dalam
bisnis, yaitu menggunakan: Perangkat pergelangan tangan yang mampu memberitahu
pelari berapa jarak yang telah ditempuh, mengukur pacu lari, waktu lari, serta
kalori yang telah terbakar. Perangkat ini dapat terhubung ke Ipod/Android,
sehingga dapat memantau sambil mendengarkan musik.; USB Flashdrive yang bisa terkoneksi dengan www.nikeplus.com,
memungkinkan seluruh aktivitas lari direkam dan dimasukkan ke dalam situs web
tersebut. Situs ini akan merekam jelajah yang telah ditempuh selama berlari
dalam peta, melihat kemajuan olahraga lari setiap hari, menetapkan tujuan lari
yang ingin dicapai, dan bersaing lari dengan orang lain yang juga menggunakan SportBand.
;SportBand menjadi menarik karena dapat membentuk komunitas pelari
secara online yang
tidak mengenal satu sama lain dan menjadi tantangan berlomba untuk meningkatkan
target lari yang ingin dicapai seseorang.
Kemampuan Digital Perusahaan : Sebuah perusahaan
pasti akan menentukan strategi, apa yang akan menjadi andalan dalam kemampuan
digitalnya. Strategi yang dipilih akan memiliki aspek investasi terhadap
kemampuan digital dan kemampuan Digital sebuah perusahaan dapat dilihat dari : Digital
Customer Experience, sejauh mana pelanggan merasakan layanan digital
dari perusahaan. Layanan digital ini dapat berupa akses layanan via mobile,
hadirnya perusahan melalui sosial media atau tersedianya layanan transaksi online.;
Internal
Process Excellence, proses
bisnis internal yang dilakukan oleh perusahaan telah berdasarkan pada supply-chain
integration, di mana mengarah pada centralized-ordering yang berujung pada Digital
Customer Experience. Sehingga secara mudah dapat dikatakan, apabila pelanggan
sudah menerima layanan digital, tentunya pemrosesan di internal perusahaan juga
harus berbasis digital yang handal, dengan kata lain, jika input dari customer digital, maka
proses internal juga harus digital.; Data Analytics and Data Science, perusahaan memiliki kemampuan untuk
menganalisa, khususnya perilaku pelanggan
dalam Digital
Customer Experience. Hasil analisa ini akan dimanfaatkan untuk perbaikan
layanan digital, penemuan layanan digital baru atau mendapatkan peluang bisnis.
Kemampuan Leadership Perusahaan: Kepemimpinan
dalam perusahaan akan sangat mempengaruhi keberhasilan inovasi digital yang
dilakukan. Kepemimpinan perusahaan
meliputi semua level, mulai darii Kepala
Divisi, Manager, GM, VP dan CEO. Kemampuan leadership perusahaan yang mendukung inovasi digital
adalah kepemimpinan yang mempunyai : Vision. Kepemimpinan yang memiliki visi kearah kedepan/transformasi digital, kesadaran dan
kepemahaman akan arah kedepan perusahaan untuk mengadaptasi perubahan digital.;
Engagement. Kepemimpinan yang mampu mengajak seluruh
komponen pegawai untuk melakukan perubahan, tentunya perubahan yang sesuai visi
terdepan perusahaan menuju digital. Untuk memahami perubahan pastinya
membutuhkan peningkatan kemampuan/skill,
pemimpin harus berani melakukan investasi untuk peningkatan kemampuan/skill pegawai untuk mengadaptasi
perubahan.; IT and Business. Kepemimpinan
yang mampu menyelaraskan antara kebutuhan bisnis dengan Teknologi Informasi dan
memberikan IT sebuah peran sebagai agen perubahan dan enabler dalam perusahaan.;
Governance. Kepemimpinan yang mampu menjalankan tata
kelola perusahaan dengan baik, dengan salah satunya memastikan kejelasan
tupoksi atau job description dan peran
dalam pendekatan matriks penugasan tanggung jawab/RAM/
RACI (Responsible Accontable Consulted
Informed). Ditunjukkan dengan dibentuknya tim khusus untuk program inovasi
digital dengan dipimpin oleh Chief Digital Officer. Lalu
memperhitungkan setiap nilai investasi terhadap program-program digital dengan
keseimbangan pada ROI (Return on
Investment) dan CBA (Cost Benefit
Analysis) dengan melakukan pemetaan teknologi/Audit Teknologi
Perubahan digital adalah sebuah kenyataan dan tidak terbantahkan ataupun terhindari.
Anak-anak saat ini dilahirkan dengan membawa DNA digital, tetapi generasi
manusia yang lahir tahun 2000 ke bawah belum membawa DNA digital, maka
diperlukan perubahan budaya digital. Seberapa kuat sebuah perusahaan menahan
gempuran digital, tanpa berinovasi dan bertransformasi ke digital? Menarik
untuk dicermati dan dianalisa. Selamat Datang di
dunia digital.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar