Sejumlah perusahaan otomotip
di dunia sudah mulai melakukan uji coba mobil tanpa awak (mobil otonom) di
jalan-jalan umum dan mereka terus berupaya mengembangkan teknologi mobil otonom
tersebut.Mobil canggih ini nantinya tidak lagi memerlukan seorang awak
(driver), karena fungsi seorang driver atau sopir sudah bisa digantikan oleh sistem
kecerdasan buatan atau apa yang disebut dengan artificial intelligent (AI).
Penumpangnya cukup hanya duduk dalam mobil sanmbil melakukan kegiatan lainnya,
dan mobil akan berjalan sendiri membawanya ke tempat yang dituju. Selama
melakukan pengujian sekitar 18 bulan, telah terjadi sekitar 37 kecelakaan,
namun tidak menghalangi bagi perusahaan teknologi untuk terus melakukan uji coba.Selain merenggut satu korban tewas, satu pejalan
kaki di Arizona, Amerika Serikat. National
Transportation Safety Board (NSTB) mengungkapkan, selama pengujian mobil otonom
di negara itu, telah mengalami kecelakaan sedikitnya 37 kali. NSTB
akan menggunakan data kecelakaan ini sebagai rekomendasi bagaimana industri
otomotif mengembangkan isu perangkat lunak mobil otonom. Selain pada industri,
regulator atau pemerintah juga dapat mengadopsi hasil pengujian ini sebagai
takaran keamanannya kepada masyarakat
Artificial
Intelligence atau kecerdasan
buatan sudah menjadi sesuatu yang menjadi perhatian karena berpengaruh pada
pekerjaan manusia dan Artificial Intelligence merupakan simulasi kecerdasan manusia dalam mesin yang
diprogram untuk berpikir seperti manusia dan meniru tindakannya.
Istilah
ini juga dapat diterapkan pada mesin apa pun yang menunjukkan sifat-sifat yang
terkait dengan pikiran manusia, di mana prosesnya termasuk dengan pembelajaran (perolehan informasi dan
aturan untuk menggunakan informasi), penalaran (menggunakan aturan untuk
mencapai perkiraan kesimpulan yang pasti) dan koreksi diri.
Kenapa
kecelakaan bisa terjadi pada uji coba kecerdasan buatan?
Audit Teknologi
adalah kegiatan evaluasi secara sistematis dan objektif yang dilakukan oleh
Auditor Teknologi terhadap aset teknologi (Technoware, Humanware, Infoware,
Orgaware) untuk mencapai tujuan yang memberikan nilai tambah dan
meningkatkan kinerja terhadap obyek yang diaudit. Audit Teknologi merupakan
bagian mata rantai dari prinsip “Rencana -Pelaksanaan – Evaluasi – Perbaikan”
(PDCA), dimana kegiatan Audit Teknologi merupakan mata rantai evaluasi.
Peran audit
teknologi dalam kecerdasan buatan menjadi penting sebelum suatu alat/produk
kecerdasan buatan di implementasikan agar kasus kecelakaan mobil otonomo
seperti diatas tidak terjadi. Kegiatan audit teknologi pada umumnya memiliki
tujuan seperti: Performance Improvement
atau Peningkatan daya saing yang mencakup pengukuran kinerja teknologi
(menemukan solusi permasalahan), peningkatan produktifitas (peningkatan
revenue), peningkatan efektifitas dan efisiensi proses produksi, peningkatan
efisiensi biaya dan perbaikan berkelanjutan.;Compliance
yang digunakan untuk menilai kesesuaian standard/prosedur dan kesesuaian
terhadap rencana/kebutuhan.; Prevention dalam rangka melakukan
identifikasi resiko penggunaan teknologi dan pencegahan kerugian akibat
penggunaan teknologi.; Positioning untuk mengidentifikasi status
teknologi yang dimiliki, identifikasi daya saing/kemampuan teknologi.; Planning
sebagai fungsi strategis dalam kaitan dengan perencanaan pengambangan
sistem/teknologi.; Investigasi yang dilakukan untuk mengungkap
sesuatu sebab atau fakta terkait dengan suatu kejadian atau peristiwa yang
berimplikasi pada kondisi yang membahayakan keselamatan dan keamanan.
Dalam penerapan
aplikasi kecerdasar buatan (AI) peran data sangat penting dan harus benar/akurat,
kedua Analisa yang memproses data harus
benar sehingga data yang masuk dan sudah benar tidak di proses salah , ketiga
alat yang mengimplementasikan hasil pengolahan data dan proses juga harus benar
dan keempat manusia yang mengendalikan dan memonitor kecerdasan buatan juga
harus benar serta mempunyai kode etik yang baik.
Melihat hal diatas
maka peran audit teknologi menjadi penting dalam pelaksanaan kecerdasan buatan
dan dapat menjadi alat untuk melakukan VERIFIKASI atas kecerdasan buatan yang
akan diimplementasikan,
Dalam melaksanakan audit teknologi, seorang Auditor
Teknologi dituntut untuk memiliki kepribadian yang dilandasi oleh sikap jujur,
berani, bijaksana dan bertanggung-jawab serta bisa membangun kepercayaan sebagai dasar pengambilan
keputusan yang handal, bekerja secara terpercaya dan bersungguh-sungguh dan bertanggung
jawab. Auditor Teknologi juga harus menjaga objektivitas dalam pengumpulan dan
analisis data serta penyusunan laporan dengan menggunakan data dan informasi
yang valid, membuat penilaian yang seimbang atas semua situasi yang relevan dan
tidak dipengaruhi oleh kepentingan pribadi atau orang lain dalam membuat
kesimpulan atau memberikan pendapat.