Tahap Kesiapan Teknologi atau Tingkat
Kesiapan Teknologi (TKT) adalah ukuran tingkat kesiapan teknologi yang
diartikan sebagai indikator yang menunjukkan seberapa siap atau matang suatu
teknologi dapat diterapkan dan diadopsi oleh pengguna/calon pengguna.
Tingkat Kesiapan Teknologi merupakan suatu sistem pengukuran sistematik yang
mendukung penilaian kematangan atau kesiapan dari suatu teknologi tertentu dan
perbandingan kematangan atau kesiapan antara jenis teknologi yang berbeda.
TKT
merupakan ukuran yang menunjukkan tahapan atau tingkat kematangan atau kesiapan
teknologi pada skala 1 – 9, yang mana antara satu tingkat dengan tingkat yang
lain saling terkait dan menjadi landasan bagi tingkatan berikutnya
Pada tahun 2003, pengukuran TKT pertama kali dikembangkan oleh NASA, yang digunakan
sebagai alat untuk menyeleksi vendor teknologi yang sesuai dengan
kebutuhannya, dalam rangka mengurangi adanya risiko kegagalan. Kementerian
Pertahanan Amerika Serikat (Department
of Defense) juga mengadopsi metode pengukuran ini untuk
mengevaluasi tingkat kesiapan teknologi baru dan panduan pengembangannya di
masa datang sampai siap secara operasional (Operationally
Ready). Pada tahun 2012, Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT) membuat tingkat kesiapan teknologi dalam
rangka mendukung upaya mengurai stagnasi inovasi di Lembaga Litbang dan
perkuatan hubungan Pemasok-Pengguna diperlukan penguasaan informasi TKT oleh
kedua belah pihak, penumbuh kembangan kolaborasi bagi inovasi, meningkatkan
difusi inovasi hasil litbang yasa. kemudian pada tahun 2016 konsep TKT ini
dibuat menjadi Peraturan Menteri Riset,Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI no 42
tahun 2016 tentang Pengukuran dan penetapan tingkat kesiapterapan teknologi
sebagai acuan dalam pemberian insentif kegiatan ltbang dilingkungan perguruan
tinggi dan lembaga riset.
Peringkat Tingkatan
Kesiapan Teknologi terdiri dari 9
(sembilan) tingkatan yaitu
TKT 1 :
Prinsip dasar dari teknologi telah diteliti dan tercatat
TKT 2 :
Formulasi Konsep teknologi dan aplikasinya
TKT 3 :
Pembuktian konsep (proof-of-concept) fungsi dan/atau karakteristik
penting secara analitis dan eksperimental
TKT 4 :
Validasi kode, komponen dan atau kumpulan komponen dalam lingkungan
laboratorium
TKT 5 :
Validasi kode, komponen dan atau kumpulan komponen dalam lingkungan yang
relevan
TKT 6 :
Demonstrasi Model atau Prototipe Sistem/ Subsistem dalam lingkungan yang
relevan
TKT 7 :
Demonstrasi prototipe sistem dalam lingkungan/aplikasi sebenarnya
TKT 8 :
Sistem telah lengkap dan memenuhi syarat (qualified) melalui
pengujian dan demonstrasi dalam lingkungan/ aplikasi sebenarnya
TKT 9 :
Sistem benar-benar teruji/terbukti melalui keberhasilan pengoperasian
Untuk mempermudah
dalam melakukan pengukuran tingkat kesiapan teknologi dapat dilakukan dengan
menggunakan Tekno-Meter. Tekno-Meter
adalah sebuah perangkat lunak (software) berbasis spreadsheet dari Microsoft Excel yang menghimpun beberapa
pertanyaan standar untuk setiap tingkatan dan menampilkan TKT yang dicapai
secara grafis. Perangkat lunak ini cukup membantu dalam proses pengukuran TKT
(yang dapat dilakukan berulang). Tekno-Meter dapat memberikan gambaran sesaat
(snap shot) tentang status kematangan teknologi pada waktu tertentu. Disamping
itu juga dapat untuk mengevaluasi proses historis pencapaian
kesiapan/kematangan teknologi dari program pengembangan yang dilakukan dalam
suatu teknologi. Pengukuran tingkat kesiapan teknologi dapat dilakukan secara
mandiri (self assessment) dimaksudkan untuk memetakan kapasitas dan
kapabilitas teknologi.
Upaya ini
dirintis pertama kali oleh William Nolte beserta
timnya di AFRL Amerika Serikat (Air Force
Research Laboratory) pada tahun 2005, mengembangkan “kalkulator” penghitung
yang disebut TRL Calculator. Alat ini merupakan peranti lunak untuk menerapkan
konsep tingkat kesiapan teknologi yang dikembangkan NASA dalam program-program
pembangunan teknologinya. Pada TRL Calculator ini terdapat sejumlah pertanyaan
standar untuk setiap tingkatan. Tetapi perlu diingat bahwa pada penggunaan
untuk teknologi tertentu, diperlukan customization terhadap
kumpulan pertanyaan standar pada setiap tingkat, sehingga sesuai dan relevan
dengan teknologi tersebut. TRL Calculator juga memungkinkan pengukuran ketiga
“jenis” teknologi, baik berupa perangkat keras (hardware), perangkat lunak
(software), dan keduanya. Metode pengukuran tingkat kesiapan teknologi dengan
TRL Calculator mencoba mengukur kesiapan teknologi dalam “multi dimensi”
(walaupun diakui tetap masih mengabaikan banyak dimensi penting lain menyangkut
kematangan teknologi).
Alat ini kemudian
dikembangkan dan sejauh mungkin disesuaikan dengan kondisi Indonesia kemudian
dimodifikasi menjadi Tekno-Meter. Diawali pada tahun 2005, Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (BPPT) melalui kegiatan Pengkajian Sistem Difusi dan
Pemanfaatan Teknologi telah melakukan Kajian Pengukuran Tingkat Kesiapan
Teknologi dan telah dihasilkan “Panduan Pengukuran Tingkat Kesiapan Teknologi”.
Panduan masih menggunakan alat ukur TRL Calculator. Hasil kajian ini
menunjukkan bahwa pengukuran tingkat kesiapan teknologi berpeluang besar
sebagai dasar pengambilan keputusan untuk pengembangan riset. Setahun kemudian
bekerjasama dengan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (KRT),
dilakukan kegiatan kajian bersama untuk menyusun Panduan Pengukuran Tingkat
Kesiapan Teknologi dan telah dihasilkan “TRL Meter BPPT-Ristek v-1.0.xls”
beserta perangkat lunak (software) worksheet Microsoft Excel. Tekno-Meter
digunakan membantu KRT untuk mengevaluasi keberhasilan program Riset Unggulan
Kemitraan (RUK). Hasil pengukurannya sesuai dengan hasil evaluasi yang
dilakukan oleh KRT . Selanjutnya pada tahun berikutnya Tekno-Meter digunakan
untuk mengukur tingkat kesiapan teknologi hasil kegiatan BPPT guna menyusun
Direktori Teknologi yang salah satu unsurnya menggambarkan peta tingkat
kesiapan teknologi. Informasi mengenai tingkat kesiapan teknologi dapat
dimanfaatkan untuk menjaring kemitraan dalam rangka pemasaran hasil riset BPPT.
Pada tahun 2010,
Tekno Meter digunakan untuk mengukur tingkat kesiapan teknologi 54 hasil riset
BPPT dalam 11 bidang teknologi. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa 50 %
hasil riset BPPT telah berada pada level di atas 6. Kesimpulan ini membantu
pengelola program riset untuk mengambil keputusan langkah berikut, apakah
berupa kolaborasi untuk melanjutkan riset atau masuk ke komersialisasi. Pada
tahun 2011, Tekno-Meter digunakan untuk mengukur tingkat kesiapan teknologi
beberapa hasil riset Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) dibawah
koordinasi KRT. Pada kegiatan ini juga telah dilakukan penyempurnaan TRL-Meter
versi 1.0 dan penyusunan buku Panduan Pengukuran Tingkat Kesiapan Teknologi[
Metoda pengukuran TKT juga digunakan sebagai salah satu
tools dalam kegiatan AUDIT TEKNOLOGI untuk membantu memetakan kemampuan
teknologi yang dimiliki khususnya hasil teknologi yang dikembangkan oleh
lembaga riset perusahaan. Untuk menunjang lebih lanjut kegiatan audit teknologi
dengan tools TKT biasanya dilanjutkan dengan pengukuran skala ekonomi dan skala
produksi dan juga kajian bisnis sehingga hasil litbang yang sudah mencapai
tingkatan 6 dan seterusnya memang sudah siap masuk ke pasar. Permasalahn yang biasa timbul dalam penilaian
TKT adalah adanya perbedaan persepsi tentang uraian atau deskripsi dari setiap
penilaian sehingga disatu pihak tim penilai mengatakan nilai 6 sementara yang
dinilai merasa sudah mencapai nilai 8. Oleh karena itu diperlukan suatu
pelatihan atau pamahaman yang sama akan penentuan nilai baik oleh tim penilai
maupun oleh pihak yang dinilai, sehingga walaupun sifatnya "self
assessment" tapi hasilnya tidak jauh berbeda. salam TKT