Pada awal tahun 2018 kita
diributkan dengan adanya kebijakan pemerintah untuk kesiapan pemerintah
khususnya kalangan industri dengan masuknya jaman era industri 4.0
Dimulai dengan adanya beberapa
rekomendasi pada rapat kerja nasional Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi
pada tanggal 17 Januari 2018 di Medan yang menyatakan ; Penyediaan
infrastruktur yang mendukung gaya pendidikan era Revolusi Industri 4.0 dengan 4
kemungkinan pembelajaran (konvensional, konvensional plus memanfaatkan hasil
revolusi industri 4.0, blended, full online) berbasis resource sharing.; • Rekrutmen dan manajemen dosen
yang relevan dengan perkembangan zaman termasuk meningkatkan kuota PMDSU guna
menyediakan SDM masa depan Indonesia yang berkualitas.; Membangun role
model pendidik, peneliti, dan perekayasa yang ideal sekaligus menumbuhkan academic
leaders di Perguruan Tinggi dan Lembaga Litbang.; Paradigma Tridharma
Perguruan Tinggi harus diselaraskan dengan era industri 4.0.; Perguruan Tinggi
dan Lembaga Litbang wajib mengharmonisasikan hasil–hasil riset pengembangan dan
penerapan teknologi melalui Lembaga Manajemen Inovasi.; • Perguruan
Tinggi diwajibkan melaksanakan proses inovasi produk melalui inkubasi dan
pembelajaran berbasis industri. dsb.
Hal
ini kemudian diperkuat pada Indonesia Industrial Summit “Implementasi Industri 4.0 Dalam Rangka
Transformasi Lanskap Industrial Nasional Menuju Top 10 Ekonomi Dunia 2030” di Jakarta,
4 April 2018. Pada pertemuan tersebut diutarakan bahwa : Industri Indonesia mayoritas masih
menggunakan teknologi revolusi industri 1.0 – 3.0. Industri 4.0 harus dimanfaatkan
sebagai lokomotif untuk menarik industri 1.0 – 3.0 dalam mencapai pertumbuhan
yang lebih optimal, meningkatkan produktivitas, tenaga kerja, dan memperluas
pasar.; Indonesia akan ‘naik kelas,’ meninggalkan industri 1.0 – 3.0, dan
seutuhnya masuk ke revolusi industri 4.0 ; Indonesia dapat melesat cepat,
seperti bagian roket yang mencapai tujuan ‘spaceship’ yang berada di ujung
roket, setelah melalui beberapa tahap pemisahan beberapa kali. Spaceship ini
adalah industri 4.0, yang akan membawa Indonesia sampai ke atas.
Revolusi industri pertama atau disebut dengan revolusi
0.1 dimulai pada abad 18 dengan cirinya, proses industri menggunakan mekanik
dengan pola pikir yang sederhana. Selanjutnya di abad ke 19 industri mengalami
kemajuan dengan memasuki revolusi 2.0 dengan cirinya, proses industri dilakukan
secara massal dan menggunakan listrik sebagai salah satu sumber energi.
Selanjutnya abad 20 proses industri mengunakan produksi otomatis yang
menggunakan elektronik dan IT yang dikenal dengan era industri 3.0 dan
penggunaan handphone dsb. Terakhir di abad 21 ini yang dimulai di tahun 2015,
industri mengalami perkembangan yang cukup besar dampaknya bagi kehidupan
mendatang yang dikenal dengan revolusi
industri 4.0 yang bercirikan: pertama era otomatisasi robotik (Robotic Automation) dimana saat ini pekerjaan manusia
banyak diambil alih oleh robot, karena dinilai lebih efektif dan efisien.
Perusahan tak perlu lagi membayar karyawan dengan jumlah yang besar. Cukup
mengeluarkan biaya perawatan untuk mereka. Sehingga bisa memangkas pengeluaran
yang ada. Inilah yang disebut distrupsi dan memangkas proses dan pengeluaran
produksi.; kedua 3D Printer, dimana pada umumnya mesin
pencetak atau printer menghasilkan 2D. Namun
di era revolusi industri 4.0 ini, printer bisa mencetak dengan hasil dalam
bentuk 3D. Bahkan membuat pakaian, membangun rumah akan semudah menge-print kertas.
Semua bisa didesain sesuai dengan keinginan masing-masing orang. Mungkin
bayangan seperti ini terlihat masih sangat jauh. Namun tak dapat dipungkiri
bahwa perubahan terjadi sama cepatnya dengan teknologi informasi dan komunikasi
yang terus bergerak maju. Kini sudah ada perusahaan Rusia yang bergerak di
bidang konstruksi. Mereka menggunakan printer 3D dalam membangun sebuah bangunan.;
ketiga Internet of Things, yang ditandai dengan kecepatan
internet yang semakin cepat sehingga segala
sesuatu dalam hidup ini terhubung dengan internet. Mungkin terdengar sedikit weird, namun
buktinya sudah ada. eFishery, teknologi pakan ikan ini telah menciptakan
teknologi yang distruptif, para peternak ikan tak perlu berpindah-pindah dari
satu tambak ke tambak lain untuk memberi makan ikan-ikannya. Alat eFishery
dirancang dengan teknologi mutakhir sehingga ponsel peternak ikan sudah bisa
terhubungan dengan alat eFishery. Di beberapa negara sudah ada supermarket
tanpa kasir sehingga pembeli bisa langsung mengambil barang-barang yang
dibutuhkan, memasukkan ke dalam tas, dan pergi tanpa harus antre di kasir, karena
barang yang disediakan akan tersambung dengan ponsel dan e-money dimana kita cukup
dengan mengunduhnya.; keempat Data of Things,
di facebook jika kita seorang wanita tidak pernah mendapatkan iklan seputar
barang-barang laki-laki, begitu pula sebaliknya. Hal tersebut bukan karena
ketidaksengajaan semata, melainkan karena data tentang dirimu sudah diketahui,
sehingga iklan akan tahu apa yang kausukai dan tidak. Dengan masuknya kita di
era industri 4.0 maka merupakan peluang besar bagi generasi muda dan milenial
untuk segera mengisi bagian ini dan mengejar ketertinggalan negara tercinta ini
yang masih banyak di era industri 2.5. Mari kita kenali passion-kita dan tekuni sehingga kita bisa berdamai dengan
distrupsi serta perubahan jaman
dengan perilaku dan pola pikir yang sesuai dengan era
industri 4.0.
Kenapa pola pikir
2.5 karena kebanyakan dari kita masih belum "IT minded" yang
dikarenakan : Infrastruktur teknologi informasi khususnya internet masih
terbatas dan fokus di kota besar; dana atau biaya pulsa telpon masih banyak di
sekitar 20 ribu s/d 50 ribu dengan penggunaan terbanyak masih di terima telepon
atau sms; penggunaan aplikasi di handphone masih berkisar pada penggunaan
internet yang gratis (free wifi) dan aplikasi umum seperti whatsapp, facebook,
twitter, walaupun sebetulnya aplikasi yang ada lebih banyak; Handphone masih
digunakan sebagai alat komunikasi, belum menjadi bagian untuk meningkatkan
potensi diri atau memasarkan produk.